Sunday, November 8, 2009

Triger untuk sebuah Kebaikan

Sudah merupakan hal yang lazim untuk seorang manusia menghambakan kehidupannya hanya untuk beribadah, karena hal itu jelas instruksi langsung yang Alloh turunkan dalam Alquran. Dan beruntunglah bagi seorang muslim karena setiap aktifitas yang dilakukannya bisa bernilai ibadah kepada Alloh SWT. Asalkan dia memenuhi syaratnya, dan syaratnya pun cukup sederhana, yaitu dengan mengawali semua aktifitas yang akan dia lakukan disertai dengan niat beribadah kepada Alloh, maka insya alloh aktifitasnya walaupun aktifitas sosial sekalipun akan tetap bernilai ibadah.

Tapi, suatu keunikan pula pada diri seorang manusia. yaitu didalam dirinya terkadang dihinggapi oleh oleh suatu perasaan yang sebetulnya bukan hal baik baginya, perasaan yang dapat menunda-nunda suatu aktifitas yang biasa disebut dengan rasa malas. Perasaan ini dapat berdampak luar biasa baginya. Kehidupannya bisa semberawut hanya karena menuruti rasa malas. Terkadang kita merasa berat untuk memulai suatu aktifitas akibat menuruti rasa malas ini, padahal sebenarnya itu baik bagi kita. sampai-sampai aktifitas itu tidak dilaksanakan.

Kalau saja kita tahu dan faham tentang nilai dari aktifitas tersebut maka keberanian untuk memulai pun akan muncul. Disinilah pembuktian siapa sesungguhnya yang menguasai hati seorang anak manusia, ruh atau nafsu yang lebih dominan dalam dirinya? sebab jika ruh yang lebih mondiminasi, perasaan enggan untuk memulai pun akan mudah diantisipasi bahkan ketika selesai mengerjakan suatu aktifitaspun dia akan mencari atau membuat aktifitas baru yang bermanfaat bagi dirinya maupun keluarga dan lingkungannya, sampai ada suatu prinsip bagi mereka yang berbunyi "Kewajiban kita lebih banyak daripada waktu yang tersedia ". itulah ketika hati dikuasai oleh rasa penghambaan yang melekat.

Tetapi, lain halnya kalau nafsu yang mendominasi, dia malah akan membisikan "Santai saja, waktu yang tersedia masih banyak.." sehingga diri kita akan terlena dengan perasaan santai tersebut. Dan ketika sadar ternyata banyak urusannya tang belum ditunaikan sedangkan waktu yang tersedia semakin mepet dia akan kepanikan sehingga muncul pikiran-pikiran jahat untuk menghalalkan segala cara guna menyelesaikan urusan atau mencapai tujuannya. Dia tidak sadar bahwa salah satu hal yang membuat manusia lalai adalah waktu senggang. Nah inilah yang membedakan kualitas seseorang, Dikasih modal berupa waktu yang sama tapi hasil yang dia peroleh berbeda bahkan bisa jadi sangat jauh berbeda dengan orang-orang yang memanfaatkan waktu luangnya untuk menjalani proses guna mencapai tujuannya.

Kadang ada orang bertanya : bagaimana cara memunculkan keberanian untuk memulai tadi?. sebenarnya kalau kita perhatikan, keberanian merupakan efek yang muncul karena adanya semangat, semangat muncul karena adanya azzam, sedangkan azzam itu muncul karena kekuatan hati. Dan kekuatan hati akan ada kalau hati itu selalu di rawat dengan baik, maka tepat sekali apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW bahwa dalam diri manusia ada segumpal daging yang apabila daging ini baik maka akan baik pula bagian tubuh lainnya dan begitu pula sebaliknya ketika segumpal daging ini rusak atau jelek maka jelek pula yang lainnya.

Ternyata unsur yang sangat mendasar dalam diri seorang manusia terletak pada segumpal daging yaitu hati, sehingga hati ini bisa disebut dengan triger atau pemicu untuk suatu perbuatan. Dan baik buruknya seseorang berasal dari keadaaan hatinya. oleh karena itulah sahabat.., mari kita jaga dan rawat baik-baik titipan Alloh ini. jangan sampai kita melupakan hal ini, jangan sampai hati kita kotor karena kelalaian kita memelihara dan merawatnya. "sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya" begitulah kata Alloh dalam surat 91:9-10.

Waspadalah sebab hati manusia pun tidak hanya dipengaruhi dari faktor internal saja (yaitu ruh dan nafsu tadi) tetapi lingkungan juga memiliki pengaruh secara tidak langsung terhadap kebersihan hati kita. Hati manusia pun tidak seperti katalis yang ketika bereaksi dia ikut bereaksi tetapi dia tetap utuh sebagai katalis tapi hati jauh berbeda dari itu, hati ketika sudah dicemari oleh sesuatu dia akan sulit dinetralkan. Bahkan hal-hal sederhana dalam diri kita pun dapat berpengaruh kepada hati kita, sebagai contoh : dalam salah satu haditsnya rasul pernah menyampaikan "hindarilah tertawa yang terbahak-bahak, karena hal itu dapat mengeraskan hati". hal ini jelas berpengaruh, sebab bisa kita rasa dan bayangkan ketika seseorang tertawa terbahak-bahak dengan bebasnya dia terbebas dari semua urusan bisa dikatakan dia terlepas dari segala kesadaran. sehingga hal tersebut tidak memberikan inputan apapun terhadap hatinya kecuali membuatnya semakin keras.

Mari kita hiasi hati kita dengan tanaman-tanaman yang harum baunya
yang dapat memberikan manfaat kepada diri dan rekan terdekat kita,
Kemudian menarik perhatian sang kupu-kupu untuk hinggapi di atasnya.
dan ingat...

Pandangan mata selalu menipu pandangan akal selalu bersalah
pandangan nafsu salah melulu pandangan mati itu yang hakiki
kalau hati itu bersih

Friday, November 6, 2009

Belajar Dari Penyelam

Seorang yang akan menyelam dalam waktu yang relatif lama untuk mengambil mutiara, pasti membutuhkan berbagai persiapan untuk mengoptimalkan penyelamannya, dari mulai tabung oksigen, pakaian selam sampai sepatu katak harus dia siapkan. Tapi, ingat bukan hanya itu kesadaran penuh pun dibutuhkan disini supaya dia bisa betul-betul memanfaatkan jumlah oksigen pada tabung yang di gendongnya.

Ketika semua persiapan sudah lengkap, dia menceburkan dirinya ke dalam air dengan teknik tertentu dan ketika berada di dalam air pun dia harus berenang sesuai dengan ketentuan sebab banyak peralatan yang dibawanya. selain itu kesadaran pun lagi-lagi dibutuhkan disini, supaya waktu yang dimilikinya betul-betul dimanfaatkan untuk mengambil mutiara. Jangan sampai dia malah asyik menikmati keindahan dasar laut, tanpa menyadari jatah oksigen yang dimilikinya semakin berkurang, Bahkan ketika mengambil mutiara pun harus hati-hati jangan sampai ada organisme lain yang terganggu.


Begitupun hidup kita, Alloh telah memberikan berbagai macam modal kepada kita. yang kita peroleh ketika sebelum lahir ke dunia ini, bahkan sampai saat ini setiap hari, setiap jam dan setiap detik kita memperoleh nikmat-nikmat tersebut. Tapi jangan sampai kita malah lupa dengan tujuan kita dan malah terlena dengan gemerlap kehidupan dunia yang hanya sementara ini.

Manfaatkan baik-baik semua potensi atau kenikmatan yang Alloh berikan ini sesuai dengan perintah Sang Pemberi Modal yaitu untuk menghambakan diri kita kepada Alloh SWT, atau dalam istilah lainnya tujuan lain kita di "ceburkan" ke alam dunia ini adalah untuk beribadah kepadaNYA.

Jaga terus kesadaran kita akan hal tersebut dengan senantiasa merawat semua modal yang Alloh berikan. Potensi tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam dua golongan besar, yaitu potensi yang Alloh berikan kepada kita semenjak kita lahir ke dunia yakni hati, akal dan jasad. sedangkan potensi lainnya adalah kenikmatan yang senantiasa Alloh berikan kepada kita setiap saat. Jangan tunda-tunda dan terlalu sering lirik kanan-lirik kiri, tapi fokuslah pada tujuan kita sesungguhnya.

Adapun cara yang sangat ampuh untuk merawat kesadaran kita tersebut adalah dengan seringnya mengingat kepulangan kita, rindukanlah kepulangan kita tersebut. sebab setiap orang ketika pergi ke suatu tempat pasti dia akan rindu terhadap kampung halamannya, seberapa jauhpun dia merantau dia akan senantiasa mengingatnya bahkan kembali ke tempat tersebut. begitupun hidup kita suatu saat nanti kita akan pulang menghadap pemilik diri kita.

Penyelampun ketika tujuan nya mengambil mutiara telah tercapai dan kadar oksigen yang dibawanya sudah mau habis, dia akan kembali ke permukaan dan menghentikan penyelamannya. Tapi, bedanya kita dengan penyelam. kalau penyelam mengetahui batas keberadaannya di dalam air dengan memperhatikan kapasitas oksigen yang dibawanya, tapi kita tidak tahu kapan akhir dari petualangan kita menyelami samudera kehidupan ini.

wallohu'alam