Friday, November 6, 2009

Belajar Dari Penyelam

Seorang yang akan menyelam dalam waktu yang relatif lama untuk mengambil mutiara, pasti membutuhkan berbagai persiapan untuk mengoptimalkan penyelamannya, dari mulai tabung oksigen, pakaian selam sampai sepatu katak harus dia siapkan. Tapi, ingat bukan hanya itu kesadaran penuh pun dibutuhkan disini supaya dia bisa betul-betul memanfaatkan jumlah oksigen pada tabung yang di gendongnya.

Ketika semua persiapan sudah lengkap, dia menceburkan dirinya ke dalam air dengan teknik tertentu dan ketika berada di dalam air pun dia harus berenang sesuai dengan ketentuan sebab banyak peralatan yang dibawanya. selain itu kesadaran pun lagi-lagi dibutuhkan disini, supaya waktu yang dimilikinya betul-betul dimanfaatkan untuk mengambil mutiara. Jangan sampai dia malah asyik menikmati keindahan dasar laut, tanpa menyadari jatah oksigen yang dimilikinya semakin berkurang, Bahkan ketika mengambil mutiara pun harus hati-hati jangan sampai ada organisme lain yang terganggu.


Begitupun hidup kita, Alloh telah memberikan berbagai macam modal kepada kita. yang kita peroleh ketika sebelum lahir ke dunia ini, bahkan sampai saat ini setiap hari, setiap jam dan setiap detik kita memperoleh nikmat-nikmat tersebut. Tapi jangan sampai kita malah lupa dengan tujuan kita dan malah terlena dengan gemerlap kehidupan dunia yang hanya sementara ini.

Manfaatkan baik-baik semua potensi atau kenikmatan yang Alloh berikan ini sesuai dengan perintah Sang Pemberi Modal yaitu untuk menghambakan diri kita kepada Alloh SWT, atau dalam istilah lainnya tujuan lain kita di "ceburkan" ke alam dunia ini adalah untuk beribadah kepadaNYA.

Jaga terus kesadaran kita akan hal tersebut dengan senantiasa merawat semua modal yang Alloh berikan. Potensi tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam dua golongan besar, yaitu potensi yang Alloh berikan kepada kita semenjak kita lahir ke dunia yakni hati, akal dan jasad. sedangkan potensi lainnya adalah kenikmatan yang senantiasa Alloh berikan kepada kita setiap saat. Jangan tunda-tunda dan terlalu sering lirik kanan-lirik kiri, tapi fokuslah pada tujuan kita sesungguhnya.

Adapun cara yang sangat ampuh untuk merawat kesadaran kita tersebut adalah dengan seringnya mengingat kepulangan kita, rindukanlah kepulangan kita tersebut. sebab setiap orang ketika pergi ke suatu tempat pasti dia akan rindu terhadap kampung halamannya, seberapa jauhpun dia merantau dia akan senantiasa mengingatnya bahkan kembali ke tempat tersebut. begitupun hidup kita suatu saat nanti kita akan pulang menghadap pemilik diri kita.

Penyelampun ketika tujuan nya mengambil mutiara telah tercapai dan kadar oksigen yang dibawanya sudah mau habis, dia akan kembali ke permukaan dan menghentikan penyelamannya. Tapi, bedanya kita dengan penyelam. kalau penyelam mengetahui batas keberadaannya di dalam air dengan memperhatikan kapasitas oksigen yang dibawanya, tapi kita tidak tahu kapan akhir dari petualangan kita menyelami samudera kehidupan ini.

wallohu'alam

1 comment:

  1. Ikut kasih comment yah!!
    Hm..inspirated...!!
    Tapi..mirip-mirip tulisannya Mas Salim A.Fillah yah, di bukunya Jalan Cinta Para Pejuang, sub BAB Sesadar Sang Penyelam (hapal euy!!).
    Ataw...jangan-jangan repost nih !!
    baiknya, Ntm tampilin referensi nya klw emang repost, jadi biar ga melanggar hak cipta and biar rekans yang mbaca bisa liat2 tu referensi.
    Afwan..afwan..afwan...

    ReplyDelete