Thursday, June 4, 2009

Antara Ukhuwah dan Pacaran

Maksud hati ingin ukhuwah dengan lawan jenis, tapi malah terjebak dalam
pacaran. Tadinya pengen menjalin ukhuwah islamiyah, tapi apa daya
kecemplung jadi demenan. He..he.. jangan heran atuh, sebab hubungan dengan
lawan jenis itu rentan banget disusupi oleh perasaan-perasaan lain yang
getarannya lebih dahsyat. Apalagi kalo ditambah naik bajaj, dijamin tambah
menggigil karena vibrasinya kuat banget (apa hubungannya?) :-)

Sobat muda muslim, sesama aktivis masjid atau organisasi kerohanian di
sekolah dan kampus, selalu saja muncul hal-hal tak terduga. Cinta lokasi
kerap mewarnai perjalanan hidup mereka. Iya dong, aktivis juga kan manusia.
Wajar banget dong untuk merasakan hal-hal seperti itu. Apalagi mereka sama-
sama sering bertemu. Bukankah pepatah Jawa mengatakan, witing tresno
jalaran soko kulino sering jadi rujukan untuk menggambarkan perasaan itu?
Ati-ati!

Hmm… rasa cinta itu muncul karena seringnya bersama atau bertemu, begitu
maksudnya? Yup, kamu cukup cerdas dalam masalah ini. Iya, jadi jangan kaget
or heran kalo sesama aktivis pengajian muncul perasaan itu. Apalagi di
antara mereka udah saling mengetahui kebiasaan masing-masing. Dijamin
perasaan ‘ser-seran’ keduanya dijembatani oleh seringnya komunikasi dan
frekuensi pertemuan. Udah deh, panah-panah asmara mulai dilepaskan dari
busur masing-masing dalam nuraninya. Duh gusti, itu artinya sang panah
asmara siap menembus hati masing-masing. Siap memekarkan bunga-bunga di
taman hati mereka. Seterusnya, jatuh hati dan saling memendam rindu. Uhuy!

Jadi, kalo nggak kuat-kuat amat imannya, kamu bakalan melakoni aktivitas
pacaran sebagaimana layaknya dilakukan oleh mereka yang masih awam sama
ajaran agama. Nggak terasa, di antara kamu mulai berani janjian untuk
ketemu di masjid. Walau mungkin masih malu-malu. Tapi jangan salah lho,
jika nafsu udah jadi panglima, akal sehat kamu pasti keroconya. Kamu lalu
deklarasi, “akal sehat saatnya minggir!”. Waduh, gimana jadinya kalo sesama
aktivis malah terjebak dalam perasaan-perasaan seperti ini?

Sobat muda muslim, memang ukhuwah itu tidak dibatasi cuma kepada satu jenis
manusia aja, tapi kepada dua jenis sekaligus, yakni laki dan wanita. Bahkan
ukhuwah islamiyah berdimensi sangat luas, yakni nggak dibatasi oleh waktu
dan tempat. Kapan pun dan di mana mereka berada, asal mereka adalah muslim,
itu saudara kita. Hanya saja, untuk ukhuwah dengan lawan jenis, memang ada
aturan mainnya sendiri, sobat. Nggak sembarangan, atau nggak sebebas dalam
bergaulnya seperti kepada teman satu jenis. Itu sebabnya, kita bahas
masalah ini di buletin kesayangan kamu ini. Betul? Loading…

Ketika cinta mulai menggoda

Rasa cinta itu unik. Nggak mengenal status seseorang, dan juga suka tiba-
tiba aja datang. Hadir dalam jiwa, menggerogoti hati, mengaduk-mengaduk
perasaan, yang akhirnya muncul rasa suka dan rindu. Duh, banyak pujangga
yang berhasil menorehkan kata-kata puitisnya tentang cinta. Sebab cinta itu
naluriah. Pasti dimiliki oleh seluruh manusia, termasuk hewan. Allah udah
memberikan rasa itu kepada manusia. Firman-Nya:“Dijadikan indah pada
(pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-
wanita, anak-anak,” (QS Ali Imraan [3]:14)

Nah, gimana jadinya kalo sesama aktivis pengajian muncul rasa cinta? Nggak
masalah. Sah-sah saja kok. Bahkan sangat mungkin terjadi. Itu naluriah.
Cuma, tetap harus aman dan terkendali. Nggak boleh mengganggu stabilitas
nasional (ciiee.. bahasanya pejabat banget tuh!). Iya, saat cinta menggoda,
jarang yang bisa bertahan dari godaannya yang kadang menggelapkan mata dan
hati seseorang. Jangan heran dong kalo sampe ada yang nekat pacaran. Wah,
aktivis pengajian kok pacaran?

Sobat muda muslim, itu sebabnya kamu kudu bisa jaga diri. Ukhuwah islamiyah
di antara sesama aktivis pengajian tentunya nggak dinodai dengan perbuatan
yang mencemarkan nama baik organisasi, nama baik kamu, nama baik sesama
aktivis pengajian, dan yang jelas kesucian Islam. Jangan sampe ada
omongan, “aktivis pengajian aja pacarannya kuat, tuh! Muna deh!”. Coba,
gimana kalo sampe ada yang bilang begitu? Nyesek banget kan? Jelas lebih
dahsyat dari wabah SARS tuh! Upss...

Kalo udah gitu, bisa ngerusak predikat tuh. Bener. Sebab, serangan kepada
orang yang punya predikat ‘paham agama’ lebih kenceng. Jadi kalo ada
aktivis pengajian yang pacaran, orang di sekililing mereka dengan sengit
mengolok-olok, mencemooh, bahkan mencibir sinis. Kejam juga ya? Bandingkan
dengan orang yang belum paham agama, atau nggak aktif di organisasi
kerohanian Islam, biasa-biasa aja tuh. Sobat, inilah semacam ‘hukuman
sosial’ yang kudu ditanggung seseorang yang udah dipandang ngerti. Padahal,
sama aja dosanya. Tapi, seolah lebih besar kalo itu dilakukan oleh aktivis
pengajian. Gawat!

Wajar juga sih pandangan seperti itu. Sebab, umat kan lagi nyari siapa yang
dapat ia percayai dan teladani dalam kehidupannya. Jadi, jangan khianati
kepercayaan mereka kepadamu hanya gara-gara soal cinta yang kebablasan.
Sebab, mereka menganggap bahwa kamu mampu menjaga diri dan mungkin orang
lain. Nah, kalo kemudian kamu melakukan perbuatan yang merendahkan
martabatmu, rasanya pantes banget kalo kemudian mereka nggak percaya lagi
sama kamu yang aktif di pegajian. Betul apa betul?

Sobat muda muslim, cinta seketika bisa datang menggoda, hadir dalam jiwa,
memenuhi rongga dada, dan membawa asa yang menghempaskan segala duka yang
pernah ada. Hmm.. kalo itu yang kamu rasakan, harap hati-hati. Ukhuwah di
antara kamu jangan dinodai dengan aktivitas bejat, meskipun atas nama
cinta. Berbahaya. Jangan heran kalo Kahlil Gibran pernah bikin puisi
seperti ini: “Cinta berlalu di hadapan kita, terbalut dalam kerendahan
hati, tetapi kita lari darinya dalam ketakutan, atau bersembunyi di dalam
kegelapan; atau yang lain mengejarnya, untuk berbuat jahat atas namanya”

Jaga jarak aman!

Idih, emangnya mengendarai mobil sampe dibilang jaga jarak aman?
He..he..he... jangan salah euy, justru yang berbahaya adalah karena
seringnya deketen, apalagi sampe gesekan segala (emangnya kartu kredit main
gesek?).

Jaga jarak aman adalah cara ampuh menjaga hati kita untuk tidak melakukan
aktivitas berbahaya. Bukankah seringkali kamu tak berdaya jika deketan sama
orang yang kamu incer? Sebab, kalo nggak diatur dengan batasan ajaran
agama, kamu bisa kebablasan berbuat tuh. Bener. Jangan sampe kamu lakuin.
BTW, apa aja sih batasan bergaul dengan lawan jenis, khususnya sesama
aktivis? Iya, biar kita jadi ngeh, apa yang boleh dilakukan dan mana yang
terlarang untuk dilakoni. Supaya ukhuwah kita nggak bias dengan pacaran.

Pertama, kurangi frekuensi pertemuan yang nggak perlu. Memang, kalau sudah
cinta, berpisah sejam serasa 60 menit, eh maksudnya setahun. Bawaannya
pengen ketemu melulu. It’s not good for your health, guys! Ini nggak sehat.
Perbuatan seperti itu bukannya meredam gejolak, tapi akan memperparah
suasana hati kita. Pikiran dan konsentrasi kita malah makin nggak karuan.
Selain itu bukan mustahil kalau kebaikan yang kita kerjakan jadi tidak
ikhlas karena Allah. Misal, karena si doi jadi moderator di acara
pengajian, eh kita bela-belain datang karena pengen ngeliat si doi, bukan
untuk nyimak pengajiannya itu sendiri.

Yup, kurangi frekuensi pertemuan, apalagi kalau memang tidak perlu. Kalau
sekadar untuk minjem buku catatan, ngapain minjem pada si doi, cari aja
teman lain yang bisa kita pinjam bukunya. Lagipula, kalau kamu nggak
sabaran, khawatir ada pandangan negatif dari si doi. Bisa-bisa kamu dicap
sebagai ikhwan atau akhwat yang agre (maksudnya agresif). Zwing...zwing..
gubrak!

Kedua, jangan ‘menggoda’ dengan gaya bicara dan penampilan yang gimanaa..
gitu. Jadi, ketika kamu berbicara dengan lawan jenis harus diperhatikan
intonasi dan gaya bicaranya. Bagi wanita, jangan sekali-kali ketika
berinteraksi dengan anak cowok menggunakan gaya bicara yang mendayu-dayu
kayak penyanyi dangdut. Suaranya dibuat merdu merayu hingga menyisakan rasa
penasaran yang amat sangat bagi kaum lelaki. Wow! Firman Allah: “Jika kamu
bertakwa, maka janganlah kamu terlalu lemah lembut (mengucapkan perkataan,
nanti orang-orang yang dalam hatinya ragu ingin kepadamu. Dan berkatalah
dengan perkataan yang baik. “ (QS. al-Ahzab [33]: 32)

Ketiga, menutup aurat. Nggak salah neh? Kalo aktivis kan udah ngeh soal itu
Bang? Bener. Harusnya memang begitu. Tapi, banyak juga yang belum tahu
bagaimana cara mengenakan busana sesuai syariat. Akhwatnya masih pake
kerudung gaul yang ‘cepak’ abis! (kalo yang bener kan ‘gondrong’.
He..he..). Iya, kerudungnya aja modis banget. Pake lipstik lagi bibirnya.
Bedakannya tebel banget pula. Minyak wanginya? Bikin ikan sekom ngapung!

Jadi buat para akhwat, jangan tabarujj deh. Duh, kebayang banget lucunya
kalo aktivis pengajian tabarujj alias tampil pol-polan dengan memamerkan
kecantikannya. Jangan ya, Allah Swt. berfirman: “...dan janganlah kamu
berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu” (QS
al-Ahzab [33]: 33)

Banyak lho yang mengaku aktivis masjid tapi kelakuannya masih begitu. Jadi,
mari kita sama-sama membenahi diri kita dan juga teman-teman yang lain
sesama aktivis masjid. perubahan memang butuh proses. Tapi, kudu dimulai
dari sekarang. Siap kan? Heu-euh!

Keempat, kurangi berhubungan. Mungkin ketemu langsung sih nggak, tapi
komunikasi jalan terus tuh. Mulai dari sarana ‘tradisional’ macam surat via
pos, sampe yang udah canggih macam via telepon, HP, dan juga internet.
Wuih, ketemu langsung emang jarang, tapi kirim SMS dan nelponnya kuat.
Apalagi kalo urusan chatting, pake ada jadwalnya segala. Udah gitu, kirim-
kirim e-mail pula. Hmm... jadi tetep berhubungan kan? Emang sih bukan masuk
kategori khalwat. Tapi kan bisa menumbuhkan rasa cinta, suka, dan sayang?
Nggak percaya? Jangan dicoba! He..he..

Kelima, jaga hati. Ya, meski sesama aktivis pengajian, bisikan setan tetap
berlaku. Bahkan sangat boleh jadi makin kuat komporannya. Itu sebabnya,
kalo hatimu panas terus karena panah asmara itu, dinginkan hati dengan
banyak mengingat Allah. Mengingat dosa-dosa yang udah kita lakukan ketika
sholat dan membaca al-Quran. Firman Allah Swt.: “Ingatlah dengan mengingat
Allah hati menjadi tenang.” (ar-Ra’du [13]: 28)

Oke deh, kamu udah punya modal sekarang. Hati-hatilah dalam bergaul dengan
teman satu pengajian. Jaga diri, kesucian, dan kehormatan kamu dan temanmu.
Jangan nekat berbuat maksiat. Kalo udah TKD alias Teu Kuat Deui, segera
menikah saja (kalo emang udah mampu). Kalo belum mampu? Banyakin aktivitas
bermanfaat dan seringlah berpuasa.

Emang sih kalo pengen ideal, kudu ada kerjasama semua pihak; individu,
masyarakat dan juga negara. Hmm.. soal cinta juga urusan negara ya? Negara
wajib meredam dan memberantas faktor-faktor yang selalu ngomporin
masyarakat untuk berbuat yang nggak-nggak. Betul? Jadi, jangan sampe
ukhuwah kita berubah jadi demenan! Catet ya.

ngutip dari tulisan seorang sahabat

2 comments:

  1. ada seseorang mengatakan,,,
    dah g jaman aktivis kampus terserang VMJ...
    seharusnya aktivis kampus mulai terserang VN (Virus Nikah)...
    klo dipikir2 mank bener juga untuk menjaga aktifis dari pergaulan yang semakin tidak karuan...
    tapi aktivis juga harus pikirin baik buruknya lho klo mpe VN menyerang saat tuntutan untuk menyelesaikan jenjang pendidikan masih bertengger...

    ReplyDelete
  2. wahai para aktivis kampus ati-ati selain VMJ akan datang satu lagi virus yang cukup berbahaya tapi virus ini dapat membuat anda terjaga dari bisikan-bisikan yang gak karuan.tunggulah kedatangan virus ini dan kami menamakan virus ini dengan sebutan "VJM".untuk para JM mania siap-siap untuk menyebarkan virusnya.

    ReplyDelete